BPPKAD
BPPKAD

Tak dilirik, Warga Blora Kemas Wayang Thengul Jadi Wisata Budaya

Hanif Masa Dini, Sekdes Desa wisata dan pegiat wisata desa Bangowan. || Foto. beritaku.net/Istimewa
Example 120x600

BLORA, (beritaku.net– Pagelaran Wayang Thengul atau juga disebut wayang Golek yang dulunya merupakan primadona hiburan rakyat di Kabupaten Blora, belakangan ini mulai terpinggirkan dan hanya dinikmati sedikit orang.

Selain Wayang Thengul, di Kabupaten Blora juga dikenal Wayang Kulit dan Wayang Krucil. Hanya saja dari sejumlah kesenian wayang yang ada, Wayang Thengul mulai terpinggirkan sejak tahun 2000-an.

Namun sebagai upaya melestarikan kesenian Wayang Thengul, seorang warga di Kabupaten Blora
mengemas wayang thengul menjadi wisata budaya melalui paket wisata desa.

Hanif Masadini, Sekdes Desa Bangowan dan pegiat wisata desa asal Desa Bangowan Kecamatan Jiken
Kabupaten Blora, yang sekaligus penerus pemilik wayang thengul generasi ketiga ini mengaku mencoba mengolaborasikan wisata alam yang telah ada di desanya dengan Wisata Budaya Wayang Thengul.

“Minat masyarakat khususnya generasi muda terhadap pagelaran seni wayang thengul semakin
rendah, hal ini yang akan kita coba untuk menjadikan wisata budaya yang kita kolaborasikan dengan
wisata alam yang sudah ada saat ini,” katanya, Senin, (7/8/2023)

Menurutnya, langkah tersebut dicoba untuk menumbuhkan gairah generasi muda agar mengenal
budaya asli Indonesia. Hal itu disebabkan banyak generasi muda beranggapan bahwa pertunjungan
wayang bahasanya terlalu rumit dan susah dimengerti, di mana generasi muda lebih mengerti
Bahasa Indonesia. Selain itu, durasi pertunjukan seni wayang juga dirasakan terlalu lama.

“Pertunjukan wayang semalam suntuk biasanya mulai pukul 21.00-04.00 atau sekitar 7 jam, padahal
kehidupan sekarang sangat banyak urusannya. Namun melalui wisata ini nanti mereka bisa belajar
alur cerita dan tidak usah menunggu dengan durasi yang lama,” ucapnya.

Baca Juga :  Dugaan Bagi-Bagi Proyek di Dinas Pendidikan Blora Disorot
Sebagian wayang Thengul yang hendak dibersihkan || Foto. beritaku.net/Istimewa

Hanif menjelaskan bahwa minat generasi muda terhadap wayang juga disebabkan oleh cerita yang
cenderung dirasakan berat, penuh renungan, dan bobot filosofisnya juga berat. Bahkan, katanya,
muncul anggapan lakon dan pesan wayang dianggap hanya untuk orang tua yang membutuhkan
pencerahan.

“Saat ini dalang wayang thengul di Blora tinggal tersisa sekitar 3 orang. Ini tentu menjadikan kita
sebagai penerus harus bisa berinovasi agar kesenian ini tidak punah dan bisa selalu dikenal generasi
muda,” tutur Hanif.

Wayang Thengul, adalah kesenian wayang yang berasal dari Kabupaten Bojonegoro .Wayang
thengul hampir mirip dengan wayang golek namun perbedaan yang jelas terlihat ialah dari cerita yang
diangkat dan juga karakter tokoh yang ditampilkan.

Sejak 2018 lalu, Wayang Thengul telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB)
Indonesia, oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia.

“Meski diakui di kabupaten tetangga (Bojonegoro), sebagai generasi muda tentu kita patut ikut
melestarikannya, dengan harapan wayang selalu dikenal oleh masyarakat luas,” tutur Hanif Masadini.

banner 400x130

Tinggalkan Balasan