BLORA, (beritaku.net) – Sepanjang tahun 2022, jumlah masyarakat Blora yang terjangkit penyakit Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) mengalami peningkatan dari tahun 2021.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, sepanjang tahun 2022 terdapat 203 kasus HIV/AIDS, dengan rincian Januari sebanyak 28 kasus, Februari sebanyak 21 kasus, Maret sebanyak 13 kasus, April sebanyak 23 kasus, Mei sebanyak 21 kasus, Juni sebanyak 15 kasus.
Selanjutnya pada Juli sebanyak 13 kasus, Agustus sebanyak 17 kasus, September sebanyak 16 kasus, Oktober sebanyak 15 kasus, November sebanyak 21 dan Desember masih belum semuanya terdata.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P3) Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Joko Budi Heri Santoso mengungkapkan penyebab adanya peningkatan kasus HIV/AIDS daripada tahun 2021.
“Penyakit-penyakit ini kalau kita enggak berperan aktif, kegiatan kita sudah ada dasar operasional, ada target, dan ada resiko penyakit yang harus dicari, artinya hari ini kasus kita meningkat karena pencarian kita aktif,” ucap dia saat ditemui di kantornya, Selasa (27/12/2022).
Dalam melakukan screening untuk mencari penyandang penyakit tersebut, pihaknya dibantu oleh lembaga swadaya sosial, hingga dengan menggunakan teman sebaya.
“Kita banyak menggunakan teman sebaya yang bisa mempengaruhi teman-temannya untuk screening, itu kan enggak mudah bisa masuk ke lingkungannya,” kata dia.
Dalam upayanya menanggulangi penyakit tersebut, pihaknya telah menetapkan 8 sasaran kunci kelompok yang beresiko terinfeksi HIV/AIDS.
“Kalau HIV itu kita punya sasaran kunci yang wajib untuk di-screening,” terang dia.
Kelompok-kelompok tersebut antara lain, ibu hamil, penderita TBC (tuberkulosis), penderita IMS (infeksi menular seksual), penjaja seks, LSL (laki-laki suka laki-laki), waria, penasun (pengguna narkoba suntik), hingga WBP (warga binaan pemasyarakatan).
Meskipun telah aktif mencari 8 sasaran kunci kelompok tersebut, tetapi upaya yang dilakukan masih belum maksimal.
Sehingga pada 2023 mendatang, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora akan melakukan sejumlah langkah-langkah untuk menanggulangi penyakit tersebut.
“Yang pasti strategi investigasi aktif tetap kita kerjakan, kemudian pemberdayaan ditingkatkan,” jelas dia.