BPPKAD
BPPKAD
Bupati & Wabup

Review Mie Gacoan di Blora : Dari Parkiran Sampai Menu Makanan

Mie Gacoan Blora
Example 120x600

Semua berawal dari rasa penasaran tentang maraknya Mie Gacoan yang menjamur di sejumlah wilayah di Jawa Tengah. Rasa penasaran kian menjadi, saat tempat makan kekinian itu membuka ‘warung’ di Blora, tepatnya di Jalan Mr. Iskandar Nomor 21, Kecamatan Blora.

Rasa penasaran itu kemudian terjawab pada Rabu, 9 April 2025. Sekitar jam satu siang, aku dan tiga teman mengunjungi tempat makan tersebut dengan mengendarai dua sepeda motor dari basecamp yang tak jauh dari lokasi.

Parkiran Mie Gacoan Blora

Sesampainya di warung makan, petugas parkir langsung menyodorkan karcis parkir senilai Rp 2.000 untuk sekali pakai. Tapi, tempat parkir tersebut tampak kurang rapi dan semrawut.

“Tadi sudah dirapikan tapi berantakan lagi,” jawab salah seorang petugas parkir saat ditanya tentang situasi parkiran yang agak berantakan.

Di dalam lokasi, terdapat dua pilihan. Mau dibawa pulang, atau makan di tempat. Aku memilih untuk makan di tempat, tapi karena tempat makannya penuh, maka dipersilakan untuk duduk di tempat atrean sembari menunggu ada tempat makan yang kosong.

Mie Gacoan Blora

Beberapa saat kemudian, pelayan memberitahu ada tempat makan yang kosong, dia kemudian menyodorkan WCS atau nomor meja dengan alarm untuk menempati meja sesuai nomor yang disediakan.

Karena kami berempat, maka tersedia empat kursi dengan satu meja. Nomor mejanya, nomor sebelas. Di pinggir meja, terdapat barcode dan tata cara memesan makanan dan minuman.

Mie Gacoan Blora

Setelah scan barcode, menu makanan dan minuman bisa langsung dipilih lengkap dengan harga belinya. Aku memesan Mie Gacoan Level 1, Siomay Ayam, Lemon Tea, dan Thai Tea Ori. Sedangkan ketiga temanku memesan Mie Gacoan Level 2, Siomay Ayam, Lemon Tea, Lemon Tea Hot, Orange, dan Mie Gacoan Level 3.

Setelah pesanan komplit, muncul jumlah biaya yang harus dibayar. Subtotal Rp 87.734, kemudian ada tambahan PB1 senilai Rp 8.773, dengan total Rp 96.507.

Sembari pesanan datang, kami mengobrol banyak hal, melihat kondisi tempat makan tersebut yang memang ramai sekali. Hampir semua golongan usia, dari usia anak-anak sampai lanjut usia, dari pegawai negeri sampai swasta tampak menikmati tempat makan kekinian yang ada di sini.

Baca Juga :  Satresnarkoba Polres Blora Amankan Pria Diduga Pengedar Narkoba

Namun, karena WCS tak kunjung berbunyi, maka salah seorang temanku sambil membawa uang tunai menemui kasir sembari membayar makanan yang telah kami pesan.

Selang 20 menit, WCS berbunyi, temanku menuju tempat pelayanan. Kemudian dia datang membawa nampan berisikan pesanan makanan terkecuali mie gacoan.  Tak butuh waktu lama, pramusaji itu datang kemudian menyodorkan mie gacoan yang memang telah kami pesan.

Mie Gacoan Blora

Tanpa basa-basi, kami menyantap makanan tersebut.

“Dimsumnya (siomaynya) enak,” kata temanku sambil mengunyah makanan.

Setelah mienya tinggal sedikit, temanku lainnya berseloroh ingin menghabiskan mie tersebut dengan menggunakan tangan kosong.

“Pengin tak puluk tak puluh ae rasane,” kata dia yang tampak pasrah menghabiskan mienya itu degan sepasang sumpit.

Pun dengan diriku, yang juga kesulitan menghabiskan mie ini dengan sumpit.

“Makane, aku gak pesan mie, yo mergo kangelan mangan mie nganggo sumpit,” kata temanku lainnya yang melihatku kesusahan menghabiskan mie tersebut.

Tapi karena tinggal sedikit, ya aku serok aja itu mienya dengan wadah sambal dimsus ini.

Usai menyantap semua makanan dan minumannya, kamipun meninggalkan tempat duduk dan membiarkan wadah dan sisa makanan di atas meja. Ya kenapa begitu, karena memang sudah ada petugas yang ditugaskan untuk membersihkan tempat makan ini.

Sebelum keluar dari pintu, aku sempat bertanya kepada seorang karyawan tempat asal mereka tinggal.

“ Ya kebanyakan dari Blora pak, aku dari Plotot. Tapi ada juga satu orang yang dari Tasik(Malaya),” jawab dia.

banner 400x130

Tinggalkan Balasan