BLORA, beritaku.net – Sejumlah orang yang mengatasnamakan sebagai relawan Gagak Rimang Cepu Blora menolak kehadiran habib palsu yang memprovokasi masyarakat dengan ceramah-ceramahnya.
Terkait adanya relawan yang menolak kedatangan habib tersebut untuk mengisi ceramah atau salawatan di Blora, mendapat tanggapan dari pemerintah kabupaten (pemkab).
Bupati Blora, Arief Rohman menjelaskan bahwa selama ini ceramah ataupun kegiatan yang menghadirkan para habib masih dalam situasi aman dan kondusif.
“Hubungan habib kiai selama ini di Blora juga harmonis, setiap acara shalawatan habib hadir, kiai hadir memberikan ceramah,” kata dia saat ditemui wartawan usai acara ‘Penutupan Bulan Dana PMI’ di Makodim Blora, Jawa Tengah, Selasa (24/12/2024).
Menurutnya, habib yang diundang untuk mengisi acara salawatan ataupun pengajian, merupakan para habib yang cinta akan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Habib yang datang ke Blora rata-rata adalah habib yang cinta NKRI, yang dia enggak pernah provokasi soal sara dan sebagainya, makanya kami mengimbau agar seluruh masyarakat tenang enggak usah terprovokasi terkait hal tersebut,” terang dia.
Sebelumnya diberitakan, relawan gagak Rimang Cepu Blora menolak kehadiran para habib yang melakukan tindakan provokasi kepada masyarakat.
Perwakilan relawan gagak Rimang Cepu Blora, Djoko Nugroho mengatakan para habib yang mengaku keturunan Nabi Muhammad itu diduga telah kegaduhan di masyarakat.
Hal tersebut disampaikan relawan saat berada di Sasana Gedung Arya Jipang atau Petilasan Aryo Penangsang di Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, baru-baru ini.
“Kami ingin menyatakan sikap bahwa kami menolak para habib yang mengaku keturunan nabi Muhammad SAW, karena telah bikin gaduh masyarakat, dengan tausiahnya atau ceramahnya yang cenderung provokatif dan sombong, juga fatwa-fatwanya yang menyesatkan,” ucap dia dalam video yang beredar tersebut.
Menurutnya, penolakan para habib yang merasahkan atah membuat kegaduhan di masyarakat perlu dilakukan.
“Sebagai sesama anak bangsa dan sebagai sesama muslim, pernyataan sikap ini penting guna mengingatkan kepada bapak ibu saudara-saudaraku agar lebih berhati-hati dan rasional agar kita tidak terus dibodoh-bodohi, tidak terus diperalat dan menjadi budak ritual mereka,” terang dia.
Dirinya menjelaskan untuk menjaga kondusivitas masyarakat di Blora agar tidak terprovokasi, maka penolakan habib mengisi ceramah atau salawatan penting adanya.
“Selanjutnya dalam rangka mengawal dan mengamankan Islam yang rahmatan Lil alamin, juga untuk kerukunan umat beragama khususnya muslim di kabupaten Blora, kami menolak para habib untuk tausiah atau ceramah di pengajian ataupun sholawatan di kabupaten Blora. Semoga Allah SWT merahmati kita,” jelas dia.