BERITAKU.NET – Kabupaten Blora, Jawa Tengah memiliki minuman khas yang barangkali tidak dimiliki oleh daerah lainnya.
Minuman khas yang dimaksud tersebut adalah kopi santen. Kopi khas yang berasal dari Desa Jepangrejo tersebut seolah menjadi daya tarik bagi para wisatawan dari luar wilayah untuk berkunjung ke kabupaten yang dikenal dengan hutan jatinya itu.
Kopi santen juga menjadi salah satu minuman wajib yang disajikan oleh pemerintah kabupaten ( Pemkab) Blora saat dikunjungi ataupun didatang tamu dari luar daerah.
Seperti saat menggelar Festival Seabad Pramoedya Ananta Toer selama tiga hari sejak Kamis (6/2/2025) hingga Sabtu (8/2/2025) kemarin, kopi santen hampir selalu disuguhkan bagi para tamu besar yang datang.
Namun, kurang lengkap rasanya apabila tidak mencicipi kopi santen di warung kopinya secara langsung, yang berada di Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora.
Seperti yang dilakukan oleh para personel grup band Marjinal yang menyempatkan waktu untuk mampir ke warung kopi santen tersebut, pada Minggu (9/2/2025).
Grup band Marjinal tersebut memang sebelumnya tampil dalam konser ‘Anak Semua Bangsa’ yang merupakan rangkaian Festival Seabad Pramoedya Ananta Toer, bersama dengan musisi Iksan Skuter, dan grup band Shaggydog di Lapangan Kridosono Blora, pada Sabtu (8/2/2025) malam.
Salah seorang pentolan grup band Marjinal, Bobby Adam Firman mempunyai sensasi tersendiri saat mencicipi kopi santen.
“Sebenarnya aku enggak ngopi tapi aku nyicip nyicip, dan ini baru pertama kali nyicipin kopi santen, rasanya aneh tapi enak, karena juga punya khas santennya,” ucap dia saat ditemui wartawan di warung tersebut.
Pria yang berpenampilan nyentrik dengan banyak tato di tubuhnya itu mengaku kopi santen berbeda dengan kopi yang pernah diminumnya di banyak tempat.
“Baru di sini aku nemuin ini. Kalau di jakarta kan itu tuh kopi tubruk yang sachet, kalau di sini lihat prosesnya lumayan rumit tapi jos,” kata pria yang akrab disapa Bob Marjinal itu.
Saat nongkrong ataupun mencicipi kopi tersebut, dirinya juga diberitahu oleh temannya terkait sejarah adanya kopi santen itu.
“Mas Koko cerita tentang tempat ini sejarahnya seperti apa, dan sampai detik ini masih bisa bertahan terus berkembang, menarik sejarahnya. Katanya sudah generasi ketiga yang meneruskan bisnis ini, tetap memegang teguh rasanya, cara masaknya,” jelas dia.