BLORA, (beritaku.net) – Kepala Desa Nglobo, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Pudik, mengambil langkah progresif dengan mengalokasikan Dana Desa (DD) untuk memperkuat ketahanan pangan masyarakat.
Inisiatif ini bertujuan untuk mendorong kemandirian ekonomi serta kesejahteraan warga melalui pemberdayaan yang berfokus pada ketahanan pangan, baik di sektor hewani maupun nabati.
“Kami memang diarahkan untuk mengalokasikan 20 persen dari Dana Desa untuk pemberdayaan masyarakat. Oleh sebab itu, kami memilih fokus pada program ketahanan pangan, khususnya untuk komoditas ikan dan tanaman sayuran,” ujar Pudik, Kamis (24/10/2024).
Sebagai langkah nyata, Desa Nglobo meluncurkan budidaya ikan lele di 15 lokasi berbeda yang dikelola oleh kelompok pemuda Karang Taruna, 12 RT, serta ibu-ibu PKK. Menurut Pudik, program ini didahului dengan pelatihan beternak lele secara efisien agar dapat dilakukan meski dengan lahan terbatas.
“Hasilnya sangat memuaskan. Warga mampu membudidayakan lele meskipun lahan yang dimiliki terbatas,” jelas Pudik.
Selain lele, pemerintah desa juga memberikan 5 polibek sayuran untuk setiap keluarga, sehingga mereka bisa menanam sayuran di pekarangan rumah. Tanaman ini dikelola oleh ibu-ibu PKK, dan diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
“Pengelolaan sayuran diserahkan kepada ibu-ibu PKK. Setiap keluarga mendapatkan 5 polibek sayuran, sehingga mereka bisa memetik sayur segar dari halaman rumah sendiri. Harapannya, kebutuhan sayur dan lauk-pauk bisa terpenuhi tanpa harus membeli,” imbuh Pudik.
Pudik berharap langkah ini bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk membangun kemandirian pangan. Ia optimistis bahwa program ini akan memberikan dampak jangka panjang yang positif bagi warga Desa Nglobo.
“Ini adalah langkah awal yang penting, dan kami optimis akan terus berkembang. Semoga Desa Nglobo bisa menjadi desa yang mandiri dan bisa menjadi contoh bagi desa lain,” tambah Pudik.
Program ini mendapat apresiasi dari warga. Salah satu warga, Lilis, merasa terbantu dengan adanya program ketahanan pangan ini.
Menurutnya, Lilis kini bisa menikmati sayur dan ikan segar setiap hari tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.
“Alhamdulillah, sekarang kami tidak perlu membeli sayur dan ikan. Sayur tinggal petik, lelenya tinggal masak, dan sebagian bisa dijual lagi untuk beli bibit baru. Semoga program ini terus berjalan,” kata Lilis.***