BLORA (beritaku.net) – Melalui peran serta Pemuda Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Blora, Pemerintah Kabupaten Blora mengajak para petani untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk bersubsidi dengan beralih menggunakan pupuk kandang serta lebih kreatif untuk menciptakan pupuk organik.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora, Gundala Wejasena dalam diskusi bersama Pemuda HKTI Blora dengan tema Peluang Bisnis di Bidang Pertanian Bagi Pemuda Kabupaten Blora di ruang pertemuan Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora, Selasa (24/01/2023).
Gundala menyebut, pupuk non subsidi di pasaran harganya cukup mahal dan kurang terjangkau oleh masyarakat. Untuk itu Pemuda HKTI diharapkan para petani agar lebih mandiri dan tidak bergantung pada pupuk bersubsidi dan petani perlu mencari alternatif. Diantaranya dengan mengajak petani menggunakan pupuk organik.
“Penggunaan pupuk organik selain sebagai alternatif atas kelangkaan pupuk subsidi, juga untuk mengembalikan kesuburan tanah,” terang Gundala.
Menurutnya, penggunaan pupuk kimia secara terus menerus akan membuat tanah mengeras dan kehilangan porositasnya.
“Belum lagi, ketika stok pupuk mengalami kelangkaan, petani yang sudah tergantung akan kesulitan mencarinya. Sehingga pupuk organik bisa menjadi alternatif dari ketergantungan petani terhadap pupuk kimia bisa terus berkurang.
Dulu, tambah Gundala, nenek moyang kita juga menggunakan pupuk yang berasal dari sekitar kita. Misal, dari kotoran hawan dan tumbuh-tumbuhan.
Penggunaan pupuk organik, lanjut Gundala, juga bertujuan untuk memperbaiki unsur hara tanah. Karena pemakaian pupuk kimia secara terus menerus membuat keasaman tanah semakin tinggi dan tanah semakin mengeras dan sulit diolah.
“Bila terus-menerus menggunakan pupuk kimia lahan pertanian semakin rusak dan mengeras kedepannya,” kata Gundala.
Dia tidak menampik banyak petani bergantung terhadap pupuk kimia. Ia berharap meskipun petani tidak bisa meninggalkannya langsung, secara bertahap petani mulai menggunakan pupuk organik sebagai penambah, sambil pelan-pelan beralih ke pupuk organik.
“Apalagi pupuk organik yang dibuat secara mandiri ini cukup murah dan menggunakan limbah yang banyak di sekitar kita,” pungkasnya.