BPPKAD
BPPKAD
HL  

Anggota DPR RI, Firman Soebagyo Sebut Pupuk Urea Merusak Kesuburan Lahan Pertanian

Example 120x600

BLORA, (beritaku.net) – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Firman Soebagyo menyebut penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus akan merusak tingkat kesuburan lahan pertanian.

Hal tersebut diungkapkannya pada sela-sela acara bimbingan teknis (bimtek) pengembangan unit pengolah pupuk organik (UPPO), jaringan irigasi, jalan usaha tani, pembiayaan pertanian dan alsintan, untuk pembangunan usaha pertanian di Hotel Al Madina, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pada Kamis (29/9/2022).

“Pupuk urea tidak akan berdampak pada peningkatan produksi, tapi justru pupuk urea itu akan merusak kesuburan lahan kita secara bertahap dan secara perlahan,” ucap Firman kepada wartawan di lokasi.

Anggota Komisi IV DPR RI tersebut mengatakan berdasarkan soil test (uji sondir) yang dilakukan, lahan pertanian yang menggunakan pupuk urea saat ini tingkat kesuburannya rata-rata di bawah tiga persen.

“Kalau dibawah itu jangan berharap pertanian kita itu bisa lebih produktif, karena yang bisa meningkatkan produksi itu adalah kalau kesuburan atau unsur hara tanah itu di atas rata-rata lima persen,” kata dia.

Menurutnya, lahan pertanian yang menggunakan pupuk anorganik dengan tingkat kesuburan tanah di bawah tiga persen hanya mampu memproduksi maksimal 5 ton per hektarnya.

“Tapi kalau unsur haranya di atas 5 persen itu bahkan bisa mencapai 12 ton per hektar menggunakan pupuk organik,” terang dia.

Politikus Golkar tersebut menganggap keberadaan pupuk organik yang diproduksi oleh perusahaan juga kurang begitu bagus.

“Pupuk organik kan ada yang diproduksi oleh pabrik di Petrokimia, petroganik itu kan pupuknya enggak bagus tuh, terus ada yang diproduksi oleh pabrik-pabrik yang cair, itu juga hasilnya tidak maksimal,” ujar dia.

Baca Juga :  Ratusan Biker Trabas Ramaikan Blora Extrem

Maka dari itu, perlu ada edukasi kepada masyarakat terutama para petani dan peternak agar kotoran hewan ataupun pupuk kandang yang mereka miliki dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.

“Kalau itu bisa diproduksi menjadi pupuk organik, tentu bisa memberikan nilai tambah kepada petani, yaitu produksinya bisa meningkat, memperbaiki unsur hara tanah, dan petani atau peternak bisa mendapatkan value nilai tambah dengan menjual pupuknya per kilogram paling murah Rp 5000,” jelas dia.

Dirinya menyebut sampai saat ini banyak masyarakat yang belum berani beralih dari penggunaan pupuk anorganik ke pupuk organik dengan berbagai macam pertimbangan.

“Psikologis petani kalau mereka biasa menggunakan pupuk urea dan beralih ke organik tentu mereka akan syok, karena yang namanya tanaman menggunakan pupuk urea itu biasanya daunnya hijau tetapi itu rentan dengan penyakit hama, kalau menggunakan organik itu daunnya kuning tapi produksinya itu meningkat,” terang dia.

banner 400x130

Tinggalkan Balasan