BLORA, beritaku.net – Sebanyak 50 kelompok tani hutan (KTH) mengikuti lokakarya pembangunan ekonomi hijau di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Kegiatan lokakarya bertema ‘Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Hutan Melalui Program Pertanian Terpadu/ Integrated Farming dan Agroforestri’ tersebut dilaksanakan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, pada Rabu (20/11/2024).
Dalam lokakarya tersebut turut menghadirkan para Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) penerima SK 185 dan 192 dan KTH rintisan untuk pengajuan program Perhutanan Sosial Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus.
Kepala Balai Perhutanan Sosial Kemitraan Lingkungan Wilayah Jawa, Danang Kuncara Sakti, yang mewakili Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Kementerian Kehutanan, mengapresiasi lokakarya tersebut karena bisa sebagai jembatan kerjasama antara petani hutan dengan pihak Perum Perhutani se Blora Raya, yang terdiri dari Kesatuan Pemangkuan Hutan Blora, Cepu, Randublatung, Mantingan dan Kebonharjo.
“Saya apresiasi atas terselenggaranya lokakarya pembangunan ekonomi hijau ini, yang diinisiasi oleh Forum Petani Hutan Jati Bumi, ini adalah upaya membangun jembatan koordinasi dan komunikasi antara KTH dan Perum Perhutani untuk bekerjasama dengan skema Perhutanan Sosial Kemitraan Kehutanan atau PSKK dan Kemitraan Perhutani Produktif, sesuai dengan Kepmen Nomor 478 tahun 2023,” ujarnya.
Di tempat yang sama Penasehat FPHJB, Tejo Prabowo dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pihaknya bersama KTH penerima SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 185 dan 192, yang diserahkan langsung oleh Presiden Jokowi pada bulan maret tahun 2023 tersebut, merasa resah, karena tidak kunjung mendapatkan kejelasan terkait pelaksanaan Perhutanan Sosial KHDPK di wilayah KPH se Blora Raya.
“Kami sempat resah, bagaimana nasib para petani hutan yang menerima SK 185 dan 192, tetapi saat akan menggarap lahan harus gontok – gontokan dulu dengan pihak Perhutani, oleh karena itu kemarin kami beradiensi dengan Kepala KPH Perhutani Blora, dan kita lanjutkan dengan gelar lokakarya ini, hari ini kita lirik – lirikan, kemudian pendekatan dan harapan kami ijab kabulnya adalah penandatanganan kerjasama PSKK dan KKP dengan KTH,” ungkapnya.
Sementara itu, Asisten 2 Bupati bidang Administrasi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Dasiran mengajak semua anggota KTH untuk mendengarkan secara detail terkait lokakarya tersebut di atas.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Blora kami menyambut baik terhadap upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi untuk masyarakat petani hutan tersebut,” terang dia.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Seksi Utama Kemitraan Produktif Perhutani Divre Jawa Tengah, Iwan Setiawan dalam paparannya menyampaikan ajakan untuk bekerjasama dalam menjaga hutan dan membangun kemitraan yang produktif, sebagai upaya nyata meningkatkan perekonomian para petani hutan, sesuai dengan regulasi yang ada, yaitu PSKK dan KKPP.
“Jadi kami ini, juga menjalankan tugas dari negara untuk mengelola kawasan hutan dengan pengelolaan khusus ini bersama KTH, dengan melaksanakan regulasi yang ada, kami mohon jangan ada penebangan kayu liar, untuk menggarap lahan PS KHDPK, mari kita bersinergi dan bekerjasama jaga hutan kita, sesuai harapan dari FPHJB yaitu Hutan Subur, Rakyat Makmur,” paparnya.
Di tempat yang sama, pengusaha bidang peternakan sapi dan kambing, yaitu Chief Executive Office PT Lembu Setia Abadi Jaya, Arie Triyono, memaparkan pentingnya pembangunan pertanian dan peternakan modern yang terintegrasi antara hewan ternaknya dengan bahan pakan ternak yang ditanam oleh Petani sendiri, seperti sorgum,
“Saya mengajak kepada Petani KTH untuk mengembangkan peternakan sapi, dan menanam sorgum, rumput pakcong dan rumput idamami untuk jenis pakan ternak alami, yang bisa diupayakan untuk pemenuhan pakan ternak, kita bisa kerjasamakan antara petani hutan dengan kami dari PT LSAJ, tapi kami minta jangan hanya 2 tahun masa kontrak kerjasamanya, sebagai pengusaha jelas kami rugi kalau hanya 2 tahun, jadi kepastian hukum penting bagi kami ” ungkapnya.
Turut memberikan pemaparan terkait tanaman perkebunan untuk sorgum, adalah Prof. Rubiyo, Ahli Peneliti Utama dari Badan Riset Nasional atau BRIN, dan Praktisi Peternakan Domba, John Miftah Ahmad dari Malang yang asli dari Dukuh Glagahan, Desa Jepangrejo, turut memaparkan potensi ternak kambing.
Lokarya Pembangunan Ekonomi Hijau tersebut didukung oleh Pemkab Blora, SKK Migas – Pertamina EP, Bank Jateng Cabang Blora, PT BPH, PT BPE dan Administratur Perhutani se Blora Raya dan PT LSAJ.